Apa dan siapa itu HTI dan Kenapa Layak dibubarkan! (1)
Apa dan siapa itu HTI dan Kenapa Layak dibubarkan! (1) |
HT Gerakan Politik
WAWASAN, ARRAHMAH.CO.ID - Rencana pembubaran HTI ditangggapi oleh para pentolan HTI. Mereka banyak mengatakan bahwa HTI adalah organisasi dakwah. Apa pengakuan mereka ini bisa dipercaya? Salah satu cara membuktikannya adalah dengan mengkonfrontirkannya, melalui kampanye yang dilakukan.
Kampanye yang dilakukan HTI adalah menerbitkan buku-buku pendiri HT dan buku-buku rujukan HT. Di dalam buku-buku itu, pendiri HT, mengatakan: “Untuk mencapai hal ini ialah melalui pemerintahan/kekuasaan” (Taqiyuddin an-Nabhani, Mafahim, hlm. 119). Jadi, untuk mencapai negara Islam dan klhilafah, hanya mungkin dengan kekuasan, atau melalui pemerintahan, tapi tanpa mau terlibat di dalam demokrasi.
Taqiyuddin juga mengemukakan: bahwa yang pokok dan seharusnya dilakukan adalah mengajak kepada Islam; dan melakukan perjuangan politik untuk mencapai kekuasaan secara sempurna dalam rangka mewujudkan Daulah Islam, yang akan menerapkan Islam dan mengembangkan dakwah Islam (Ibid. 119 ). Dengan gerakan politik di luar demokrasi itu, yang dianggap sebagai sistem kufur oleh mereka, HT mengecam dan mengkritik gerakan-gerakan dakwah semata, yaitu:
- Gerakan yang berkecimpung di dalam gerakan sosial kemasyarakat, seperti gerakan yang konsen pada upaya membangun sekolah-sekolah, rumah sakit, membantu fakir miskin, mendirikan panti asuhan yatim piatu, panti jompo, dan sebagainya.
- Gerakan-gerakan yang berkecimpung dalam ibadah ritual dan selalu berkehendak untuk menghidupkan aktivitas sunnah. Menurut HT, “membatasi dakwah hanya pada ajakan beribadah secara ritual dan menjunjung tinggi akhlak tidak ada kaitannya dengan masalah utama kaum muslimin. Aktivitas-aktivitas semacam ini tidak mungkin mencapai tujuan yang didambakan kaum muslimin.”
- Organisasi-organisasi yang berkecimpung dalam penerbitan buku-buku Islam, penyebaran kebudayaan Islam atau aktivitas pemberian nasehat dan pentunjuk yang hanya memperhatikan tablîgh atau khutbah (Hizbut Tahrir, Strategi Dakwah HT, hlm. 22 dan 24).
Oleh: Nur Kholik Ridwan, Penulis Buku dan Pengurus Pusat Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama
0 Comments